Dell Coupon Codes
archives
recently
affiliates Achie Adek Agrit Ajenk Akbar Akhmad Kadalism Alan Budianto Ali Syari'ati Amaterasu Andrei-Travellous Anggi Defrianggi Anugrah Aphied Aprie Ardianzzz Asri Astrid Ayu Ayu Ambarsari BajayUHUY!! Bayu Chriesna Bani "BBoy Kodoy" Benazio R.P Bima Blue Dragon Boim Lebon Bubble Gum Budiernanto Candy Cha Chy CumiCungkring Cyber Cafe Danie Deazy Dede Delly Ramadon DhimasKeren Diana Bochiel Don Danang Dundhee Dy Elia Bintang Enno Eucalyptus Fardil Fathynd Feriyanto Fragaria Gratcia Hakimtea Hitam-Putih Ica Ijal Inda Ing Inne Destiana Ipied Justice Seeker KaJe Karin Ketrin Kikii Lala Maudi Mellovegood Mica Mike Muhammad Anis Al-Hilmi Nana Nandinie Natan Nez nrL Nicky Nickz Nurind Paams Panah Hujan Patung Pancoran Phiee Pineapple Poo Pressy L Putlie PutPut99 Raditya Dika Rhein Ricky Permadi Rizky Sarah Septian Valdo Rosalino Siska Smaragdina Supir Bemo Tammi The Armstrong ThinkPokari Tyo-Gaptek ucii AUTISH Uud Wempi Yoga Permana Kusumah Zaza Zeta |
profile
Teuku Zulfikar Amin Seorang mahasiswa lucu dan wishlist Rajin Menulis tagboard
credits
Layout: lyricaltragedyPattern: tillyness |
Minggu, 30 Desember 2007
Minoritas yang Tertindas Mengambil suatu keputusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak, memang sangat sulit untuk dilakukan. Terlalu banyak resiko yang harus ditanggung oleh sang pembuat keputusan. Terlalu banyak hati yang dikecewakan jika keputusannya kurang mengenakkan. Dan terlalu banyak mengundang reaksi reaksi keras dari berbagai kalangan. Selalu ada pro dan kontra yang bermunculan seiring dengan pengabilan keputusan. Terlalu sulit untuk mencari win-win solution yang dapat menyenangkan hati setiap orang. Para pengambil keputusan hanyalah manusia biasa, bukan dewa yang selalu adil, dan tak pernah salah. Para pengambil keputusan pengambil keputusan tak luput dari kesalahan. Dan ingat sangatlah susah untuk menjadi seseorang yang objektif, dan tak subyektif. Dan biasanya kesialan menimpa kaum minoritas. Kaum minoritas yang biasanya tersingkirkan. Kaum minoritas yang biasanya kurang dipertimbangkan. Kaum minoritas yang biasanya dirugikan. Kaum minoritas yang biasanya harus mengurut dada. Kaum minoritas yang harus banyak-banyak bersabar. Kaum minoritas yang harus mengalah demi kepentingan kaum mayoritas. Walaupun seharusnya kaum minoritas punya hak yang sama. Punya kedudukan yang sama. Dan tentu saja kaum minoritas punya perasaan sama dengan yang lain, perasaan yang mudah tersayat-sayat oleh kejamnya keputusan. Tapi itulah hidup. Harus ada yang diatas dan ada yang dibawah. Ada yang bahagia dan ada yang menderita. Ada yang tertawa, dan ada yang berlinang air mata. Ketika palu keputusan sudah diketukkan, semua harus menerima bagiannya masing-masing. Semua harus puas dengan keputusan yang diambil, dan harus menerima apa adanya. Life must go on. Hal - hal seperti tadi adalah bagian dari hidup. Sesuatu yang membuat hidup jadi lebih menarik. Tak perlu bersedih karenanya. Hidup kita msih panjang, masih banyak hal yang dapat kita lakukan untuk membuat hidup kita lebih mengasyikkan, lebih menyenangkan, dan tentu saja lebih menggembirakan. OK JEK ! ! ! Jumat, 28 Desember 2007
Blessing in Disguise Perbedaan antara menang dan kalah itu memang setipis rambut yang dibelah tujuh, tapi perasaan yang ditimbulkan akibat menang dan kalah sangatlah berbeda jauh. Sang Pemenang pasti merasa terbang ke langit ketujuh, dan yang kalah tertunduk lesu, lalu terjun bebas ke jurang kenistaan. Hal itulah yang terjadi pada diriku hari ini, tepatnya pada pertandingan futsal PORAK (Pekan Olahraga Antar Kelas). Tim gw yang telah berjuang secara heroik, pantang menyerah, dan bermain penuh semangat, harus mengakui keunggulan lawan. Pertandingan yang diwarnai hujan air mata, sorak sorai penonton, dan sedikit pertumpahan darah, harus selesai secara tragis bagi pihak kami. Kedudukan akhirnya 2-1. Itulah mengapa perbedaan menang dan kalah sangatlah tipis, namun rasanya bagaikan surga dan neraka. Ketika peluit tanda berakhirnya pertandingan berbunyi, sebagai warga negara Indonesia yang baik, tentu saja kami menuding wasit berat sebelah, tidak adil, dan terlalu memihak lawan. Kami kejar ia, karena memang ada sedikit kontroversi tepat sebelum peluit ditiup. Namun apa boleh dikata, yang namanya takdir tak dapat dicegah. Dewi Fortuna sedang berkunjung ke tim lawan dan meninggalkan kita. Sekeras apapun kita berusaha, jika nasib berkata kita kalah, ya itulah yang harus kita terima. Tawakal aja lah. Terus gw dapet sedikit kata mutiara dari temen gw, entah dia nyontek darimana, atau mungkin tiba-tiba dia kesambet trus ngomong kaya gini : “ Pemenang itu orang yang bisa menerima dan belajar dari kekalahan “ So, ga da yang namanya pecundang di dunia ini. Selama kita sudah berusaha secara maksimal sampai titik darah penghabisan, We’re still the champion. Tengadahkan kepala kita, tak ada yang perlu disesali. Life must go on. Jika kita sudah pernah merasakan kekalahan itu berarti kita satu langkah lebih dekat ke tepian kemenangan. Sabtu, 22 Desember 2007
Gak Rusuh, ya Gak Rame ! ! Indonesia sejak zaman dahulu kala, terkenal karena memiliki segudang orang yang sakti mandraguna. Sejak zamannya Kerajaan Hindu-Budha sampe zamannya kerajaan Islam, hampir semua orang Indonesia tuh orang-orang berilmu tinggi. Jadi kerjaannya mereka tuh Cuma berantem, saling mempertontonkan ilmu, bersaing untuk saling merebut kerajaan, berjuang melawan penjajah, memperluas wilayah kerajaannya. Pokoknya semua hal yang nyaris berbau fisik mereka lakuin. Nah hal di atas bisa kita jadikan alasan kenapa dunia olahraga Indonesia saat ini melempem, terutama sepakbola. Mungkin itu dikarenakan, sifat asli bangsa Indonesia yang senengnya main fisik doank, alias berantem. Cuma sayangnya klo masyarakat zaman dulu punya kemampuan supernatural, masyarakat zaman sekarang gak punya apa-apa, Cuma modal nekat doank. Jadi masyarakat Indonesia lebih senang berantem daripada berprestasi. Mengambil salah satu iklan rokok, “Gak ada Berantem, Gak Rame”. Pertandingan olahraga baru lengkap jika sudah dibumbui sedikit tindakan anarkis dari para pemainnya. Bahkan kalo kedua tim bermain dengan kepala dingin, para penontonnyalah yang berkepala panas. Ada semboyan tak tertulis yang berlaku di kalangan para penikmat olahraga, “ Merusuhkan olahraga, Mengolahragakan rusuh.” Klo anda orang asli Indonesia, pasti hati anda berdesir ketika anda melihat pertandingan sepakbola yang rusuh, anda pasti merasa harus berada di sana, harus terlibat, atau anda pasti menyemangati para gladiator itu agar memukul lebih keras lagi, menendang lebih brutal lagi, menanduk lebih ganas lagi. Dan jika anda berada di sebuah stadion, menonton pertandingan sepakbola yang berjalan biasa saja, hati anda pasti tergerak untuk membuatnya sedikit “menarik”. Anda pasti akan sedikit melakukan tindakan bangsa barbar, Anda akan mulai membakar petasan, menggoyang-goyangkan pagar, melempari wasit dengan batu, berkelahi sesama penonton, lalu menyerbu ke lapangan, mengejar wasit yang lari terbirit-birit, kemudian mendaratkan pukulan mesra ke kepalanya. Dan itu semua pasti anda lakukan dalam keadaan tersenyum. Itulah bangsa Indonesia, kita ini bangsa yang terkenal ramah dan sopan santun. Namun jauh di dalam lubuk hati kita yang paling dalam, kita adalah bangsa pecinta kerusuhan, mungkin rusuh adalah nama tengah kita. Bagi kita kerusuhan adalah permainan tak tergantikan, permainan mengasyikkan yang membuat para pelakunya ketagihan. Namun bagaimanapun keadaan Indonesia ; I’m Lovin' It Jumat, 14 Desember 2007
Hari Amat Sangat Teristimewa Rasanya Indah Akhirnya. . . Hari-hari penuh penderitaan berakhir juga. Minggu ulangan umum yang penuh dengan intrik, trik-trik, dan nyaris penghalalan segala cara agar hasilnya membahagiakan semua pihak, ditutup dengan guyuran hujan yang menentramkan suasana hati. Otak gw yang sedang dalam keadaan overheat menjadi sedikit nyaman gara-gara mendengar suara air hujan yang mengetuk atap sekolah, dan gara-gara mencium bau tanah yang tersiram hujan. Sekarang tinggal menunggu hasil dari metode-metode, dan jurus-jurus dari kitab terlarang yang diterapkan selama ujian berlangsung. Yah semoga aja Allah masih berbaik hati sama diriku ini, yang tak pernah lalai dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya (mari kita Amin-i bersama). Hari ini, Jum’at 14 Desember 2007 benar-benar hari yang membahagiakan. Selain karena berakhirnya ulangan umum, juga dikarenakan suatu kejadian yang amat sangat membahagiakan sekali. Mungkin kalo orang bilang kejadian yang gw alami hari ini tuh, blessing in disguise. Di balik kesedihan akibat ulangan fisika yang bisa membuat rambut kribo, ternyata ALLAH menyelipkan suatu berkah, suatu “rezeki” bagi diriku ini. Dan “rezeki” ini bakalan gw inget seumur hidup. Suatu kejadian langka yang gw sangsi bakalan kejadian lagi. Mungkin tadi tuh once in a lifetime, sekali seumur hidup. Gw jadi inget lagunya Led Zeppelin ‘Stairway to Heaven’. Buat sesaat ketika gw mengalami suatu kejadian yang amat sangat membahagiakan sekali itu , gw ngerasa berdiri di tangga menuju surga, tempat segala kenikmatan. Gw serasa lagi ada di sebuah hutan penuh dengan burung-burung yang bericau riang, pohon-pohon yang mengembuskan angin penyejuk hati, dan gw duduk di sebelah bidadari nan cantik kiriman surga. Oh my God. What a beautiful Friday morning. “ Thanks to my best friend….I’ll give you millions of thanks.” Selasa, 04 Desember 2007
The Sleeping Giant Sesuai kebiasaan gw dari kecil, waktu pulang sekolah adalah saatnya membaca koran. Dan gak sengaja gw hari ini baca sebuah koran terbitan Cirebon. Dan secara gak sengaja juga gw baca semacam rubrik yang isinya tentang sms dari seluruh warga cirebon menanggapi kejadian yang sedang panas. Dan lagi-lagi secara gak sengaja gw baca salah satu isi sms yang isinya sedikit menyinggung harga diri gw. “ Saya bangga dengan kepsek SMA 6 yang berani mengeluarkan siswa yang melanggar aturan, tidak seperti Kepsek Smansa.” NN, 081-324-552-xxx Entah kenapa gw ngeliat sms ini rada-rada jengkel juga. Walaupun mungkin memang itu kenyataannya, dan walaupun gw juga sempet sakit hati gara-gara kepala sekolah, tapi hati nurani gw sebagai warga SMA Negeri 1 Cirebon yang sangat mencintai sekolah ini rada berontak. Gw rada-rada kesel ngeliat Kepala Sekolah gw ‘dihina secara tidak langsung’. Menghina kepala sekolah berarti otomatis menghina seluruh elemen dari sekolah itu. Mungkin gak masalah jikalau si NN ngomong kaya dini di ruangan tertutup, eh ini ngomongnya di koran. Sebagai murid Smansa yang baru belajar PKn bab pers, gw ngerasa ini semua melanggar Kode etik Jurnalistik, yaitu :
Jika Anda murid SMA Negeri 1 yang benar-benar merasa memiliki sekolah ini pasti kesel juga nih baca berita beginian. Tapi bukan berarti kekesalan kita harus diungkapkan dengan tindakan anarkis yang justru akan semakin memperburuk pandangan masyarakat tentang sekolah kita. Mari kita tunjukkan pada dunia, bahwasannya SMANSA is still the best school in Cirebon region. Yang pinter pelajarannya, silahkan belajar yang rajin trus bawa Smansa ke tingkat nasional lewat Olimpiade Mata Pelajaran. Yang pinter olahraga silahkan berlatih sekuat tenaga, dan jadikan Smansa sekolah yang harum namanya di tingkat nasional. Yang pinter nge-band, silahkan bikin lagu seenak mungkin, trus kumandangkan nama Smansa ke seluruh penjuru Indonesia. Yang ikutan geng motor, silahkan menjadi pembalap motor professional yang nanti dapat bersaing dengan Valentino Rossi, jangan lupa kibarkan bendera Smansa setiap kali kau menang. Pokoknya semua warga Smansa harus berjuang, kumandangkan Mars Smansa ke setiap telinga orang yang sempat memandang rendah kita. Kita ini raksasa yang sedang tidur pulas. Mari kita bangunkan. Mari kita songsong masa depan yang cerah. Tentu saja dengan SMAN 1 CIREBON sebagai pemimpinnya. Ok MAN !!! IMPOSSIBLE IS NOTHING Satu2nya hal yang mustahil tuh manusia makan kepalanya sendiri. ( bener gak saudara Anis) |