Cinta itu ibarat bintang namun letaknya ada jauh di dalam hati kita. Cinta itu selalu menerangi hati kita, memberikan kehangatan di kala kita membutuhkannya. Sinarnya begitu lembut sehingga ketika kita merasakannya dan melihatnya kita seakan terbuai, kita seakan terbang ke langit ketujuh, kita dapat melupakan sejenak masalah-masalah hidup yang selalu datang tak pernah usai.

Cinta itu begitu indah layaknya bintang. Makanya tak salah jika kita kadang mengumpamakan cinta sebagai “the Shining Star”, karena memang itulah kenyataannya. Namun ada perbedaan besar yang begitu mencolok antara keduanya. Bintang itu tak pernah mengecewakan kita, bintang selalu memberikan semuanya untuk kita, memberikan sinarnya yang terbaik. Namun cinta sebaliknya, kadang-kadang mengecewakan. Suatu saat cinta bisa begitu manis kita rasa, namun di lain kesempatan cinta itu begitu menyiksa, begitu menyayat hati. Cinta itu fluktuatif. Dan pertanyaannya adakah cinta yang abadi ?

Sekarang 14 Februari, atau biasa kita kenal sebagai Valentine Day. Saatnya menunjukkan betapa cintanya kita, betapa besar kasih sayang kita kepada sang pasangan.

So, is it Valentine so special ?

Semuanya tergantung siapa yang melihatnya dan siapa yang menjalaninya. Buat beberapa orang yang jomblo mungkin (gw) Valentine gak lebih dari sekedar hari biasa, hari yang kita lalui 365 kali sepanjang tahun. Namun mungkin bagi para pasangan-pasangan yang sedang dilanda api asmara, Valentine itu begitu penting.

Yang penting itu bukan bagaimana kita mengungkapkan rasa sayang kita secara gila-gilaan kepada Our Shining Star saat Valentine, lalu melupakan dirinya saat Valentine berakhir karena stok sayang milik kita telah habis terpakai. Sesungguhnya yang penting adalah bagaimana kita dapat menjaga cahaya cinta tetap menyala di hati ini. Menjaga sang cinta agar tak mati, dan selalu menerangi hati. Everyday is a Valentine Day.

So, Our Shining Star can keep Shining Ever After . . .